
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Program Studi S-1 Desain Komunikasi Visual (DKV), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar pameran tugas akhir bertajuk “Enigma” pada Senin–Selasa, 5–6 Mei 2025 di Gedung T14 Lantai 1 Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNESA, Kampus II Lidah Wetan.
Pameran ini menjadi penanda wadah apresiasi dan promosi karya-karya kreatif mahasiswa di hadapan publik secara luas. Mengusung tema “Skybound: Beyond Limits”, pameran ini mengajak pengunjung melintasi batas imajinasi dan solusi kreatif.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kreativitas tak memiliki batas. Karya-karya ini diharapkan bisa menjadi inspirasi yang solutif di bidang lingkungan, teknologi, pendidikan, dan kebudayaan,” ucap Silvi Windatul Hikma, ketua pelaksana.
Selain menampilkan 27 karya mahasiswa, pameran ini juga menghadirkan sesi bincang karya—ruang diskusi terbuka yang mengupas proses kreatif dan produksi karya tugas akhir. Seluruh kegiatan telah dipersiapkan sejak tiga bulan lalu, sejak seminar hasil.

www.unesa.ac.id
Salah satu karya yang mencuri perhatian yaitu, Mata Swargaloka karya Aditya Ari Aldiansyah. Konten YouTube ini digagas saat ia mengikuti program magang MSIB 6 di Dispendukcapil Surabaya.
Ia merancang program ini sebagai media informasi layanan kependudukan yang dikemas dalam format video berdurasi 10–15 menit. Dengan riset berbasis pertanyaan publik di media sosial, ia menyusun skrip, menggandeng narasumber resmi, dan memimpin produksi.
Hasilnya, konten edukatif yang tayang setiap minggu, bisa menjawab keresahan masyarakat seputar administrasi kependudukan. Koordinator Prodi S-1 DKV, Marsudi mengungkapkan bahwa dari total 27 karya yang dipamerkan, 18 di antaranya merupakan karya mahasiswa angkatan 2021 yang berhasil menyelesaikan produk tugas akhirnya hanya dalam tujuh semester.
“Terima kasih atas dedikasi dan partisipasinya sehingga tercipta sebuah pameran yang luar biasa ini. Jangan berhenti berkarya, karena yang membuat nama dikenal dan abadi itu adalah karya untuk berkontribusi,” ucapnya.
Apresiasi juga datang dari Wakil Dekan Bidang II FBS Unesa, Heny Subandiyah menilai pameran ini sebagai wujud nyata kebebasan berkarya yang membawa manfaat. “Bebaskan kreativitas untuk menciptakan karya-karya solutif bagi problematika lingkungan sekitar,” serunya memotivasi para mahasiswa.

www.unesa.ac.id
Tak kalah penting, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Kemahasiswaa, dan Alumni Unesa, Martadi dalam sesi doorstop menyebut pameran ini sebagai karya yang “luar biasa” dari dua sisi: substansi dan eksekusi.
“Topik-topik yang diangkat sangat aktual—dari isu kesehatan mental, media pembelajaran berbasis VR, sampai dunia gaming—semuanya menunjukkan kepekaan mahasiswa terhadap kebutuhan nyata lembaga dan masyarakat,” ujarnya.
Lebih dari sekadar pameran, Martadi menekankan pentingnya keberlanjutan karya. Ia berharap para mahasiswa tidak berhenti berkarya setelah lulus, tetapi juga membawa pulang hak kekayaan intelektual (HAKI) sebagai bagian dari portofolio profesional mereka.
“Ijazah dan transkrip itu penting, tetapi juga perlu didukung dengan HAKI dan pengalaman konkret dari pameran semacam ini akan menjadi nilai tambah luar biasa di dunia kerja,” tandasnya.[]
***
Reporter: Tarisa (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: