
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menjadi tuan rumah Webinar Internasional dengan tema “Teaching for Tomorrow: Innovations in Education for an Inclusive and Digital Era” di Auditorium Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK), Kampus 2 Lidah Wetan, Kamis—Jumat, 15—16 Mei 2025.
Kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan guru ini terselenggara atas kerja sama 10 universitas LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) di Indonesia dan 5 universitas di Australia yang tergabung dalam Konsorsium Pendidikan Guru Indonesia-Australia (PGIA).
Martadi, Wakil Rektor 1 Unesa sekaligus Ketua PGIA menuturkan bahwa kegiatan ini menjadi wadah berbagi pengalaman dan keilmuan pendidikan guru baik di Australia maupun di Indonesia.
Dosen yang memimpin bidang pendidikan, kemahasiswaan, dan alumni itu menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi jembatan penguatan kerja sama yang akan ditindaklanjuti dalam bentuk MoU antara 5 universitas di Australia dengan 10 universitas di Indonesia.
“Pintu masuknya adalah melalui webinar ini akhirnya nanti terbentuk agenda-agenda rutin lain, kita ingin pendidikan guru kualitasnya meningkat tidak hanya nasional tetapi internasional,” ujarnya.

www.unesa.ac.id
Adapun beberapa program kerja sama yang direncanakan terbentuk dalam kerja sama ini yaitu; (1) joint lecturer atau pertukaran dosen pengajar program profesi guru antara Indonesia dan Australia; (2) pemadanan kurikulum pendidikan guru Indonesia dan Australia.
Lalu, (3) program sertifikasi lanjutan seperti IB Educator Certificates; (4) Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) internasional mahasiswa program profesi guru Indonesia mengajar di Australia; dan (5) joint research—publication seputar topik-topik pendidikan di Australia dan Indonesia.
Mewakili rektor Unesa, Bambang Sigit Widodo selaku Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi dan Science Center berharap melalui kegiatan ini terjadi transfer pengetahuan terkait pendidikan inklusi, dan pendidikan guru di era teknologi dan kecerdasan artifisial.
“Kita harus menggali banyak hal dari narasumber, sehingga tercapai tujuan kegiatan ini agar kita dan guru-guru kita terus meningkat mutu dan kualitasnya, dan karena kemajuan teknologi adalah keniscayaan sehingga kita sebagai pendidik harus adaptif,” ucapnya.
Glenn Askew, Konsul Jenderal (Konjen) Australia di Surabaya menyampaikan optimismenya terkait kerja sama pendidikan guru Indonesia dan Australia. Menurutnya, Indonesia memiliki modal besar untuk memperkuat kualitas pendidikannya.

www.unesa.ac.id
“Dengan kolaborasi antara perguruan tinggi dari Indonesia dan Australia, saya harap mampu menjadi sebuah transformasi yang inovatif. Ini adalah komitmen bersama untuk membangun pendidikan yang jauh lebih baik antara dua mitra utama yaitu Indonesia dan Australia,” ucapnya.
Webinar internasional ini dihadiri sejumlah pemateri yang merupakan profesor atau pakar dari berbagai universitas antara lain; Angelina Ambrosetti (CQU), John Bolton (Deakin University), Karena Menzie-Ballantyne (CQU), Radhika Gorur (Deakin University), Linda Pfeiffer (QCU), Ly Tran (Deakin University), Syawal Gultom (Unimed), Yenni Rozimela (UNP), dan Martadi (Unesa).
Adapun universitas dalam negeri yang tergabung dalam konsorsium ini yaitu; Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Selanjutnya, Universitas Negeri Medan (Unimed), Universitas Negeri Manado (Unima), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas Sanata Dharma (USD). Sementara dari Australia ada University of Adelaide, University of Newcastle, Central Queensland University, University of Western Sydney, dan Deakin University. ][
***
Reporter: Muhammad Azhar Adi Mas’ud (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: