
LESTARI: Pesona mahasiswa PBSJ Unesa dengan busana adat Jawa yang memukau.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Dalam rangka melestarikan budaya Jawa, dosen, tendik dan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (PBSJ), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) secara rutin mengenakan busana adat Jawa setiap Kamis Kliwon.
Kebijakan tersebut menurut Koordinator Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Latif Nur Hasan merupakan bagian dari upaya dan komitmen Unesa dalam menumbuhkan rasa bangga kepada mahasiswa lewat identitas kedaerahannya.
Bagi mahasiswa, dosen dan tendik laki-laki mengenakan beskap atau jawi jangkep, jarik dan blangkon. Sedangkan bagi yang perempuan mengenakan kebaya, jarik dan sanggul atau penata rambut yang sesuai bagi yang tidak berhijab.

Busana adat Jawa mewarnai kegiatan konsultasi atau bimbingan mahasiswa dan dosennya.
“Rutinitas ini bertujuan menumbuhkan rasa kemanunggalan antara dosen, mahasiswa dan tendik,” terangnya.
Lebih luas dalam perspektif filosofis, ia menjelaskan bahwa dipilihnya Kamis Kliwon memiliki keselarasan dengan hari istimewa dalam penanggalan Jawa. Sebab, hari tersebut seringkali digunakan untuk kirim doa dan bersedekah, termasuk niatan baik dalam rutinan berbusana Jawa.
“Dalam budaya Jawa, setelah pukul 2 siang itu sudah masuk pergantian hari. Sehingga setelah Kamis Kliwon, besoknya pasti masuk ke Jumat Legi dan hari itu merupakan hari yang mulia,” ucapnya.

Suasana kegiatan pembelajaran mahasiswa PBSJ Unesa dengan busana adat Jawa yang khas.
Reaksi dan respon mahasiswa sangat antusias dengan adanya rutinan ini, tambahnya, hal itu dibuktikan dengan penuh rasa bangga saat mengunggah foto maupun video untuk konten medsosnya masing-masing.
Salah satu mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa angkatan 2024, Risma Septyani mengungkapkan bahwa rutinitas ini merupakan langkah positif yang dapat memperkaya, mempertahankan, sekaligus melestarikan budaya Jawa.
“Di era ketidakpastian global ini, budaya Jawa seperti sandhangan atau pakaiannya itu sudah lama ditinggal oleh generasi-generasinya. Padahal budaya kita memiliki banyak filosofi dan nilai-nilai kehidupan,” ujar Risma. []
***
Reporter: Saputra Puput (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: