Ngaji Kebangsaan UNESA bersama K.H. Imam Hambali dan Abah Topan.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan Ngaji Kebangsaan Ukhuwah Wathaniyah dengan tema ‘Merawat Persaudaraan di Tengah Keberagaman’ di Graha Sawunggaling, pada Jumat, 29 November 2024.
Ngaji kebangsaan yang menghadirkan K.H. Imam Hambali dan Abah Topan sebagai pembicara ini dihadiri jajaran pimpinan universitas, fakultas, prodi, dan civitas selingkup kampus ‘Rumah Para Juara.’
Wakil Rektor I Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni, Madlazim mewakili rektor menyampaikan, bahwa kegiatan ini untuk memperkuat rasa persaudaraan di tengah keberagaman sebagai fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keberagaman merupakan kekayaan bangsa yang harus dijaga dengan baik. Indonesia terdiri dari berbagai suku dan ras. Jika keberagaman ini tidak dirawat, ada risiko perpecahan.
“Pengajian ini menjadi refleksi atas nilai-nilai Pancasila dan komitmen kita terhadap NKRI,” ucap guru besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) itu.
Ia mengingatkan bahwa sebagai generasi penerus, tanggung jawab menjaga persatuan ada di tangan anak-anak muda atau mahasiswa, khususnya dalam menghadapi tantangan menuju Indonesia Emas 2045.
Wakil Rektor I UNESA, Madlazim menyampaikan sambutan dan harapannya dalam pengajian tersebut.
Direktur Kemahasiswaan dan Alumni, Muhamad Soleh menyampaikan, pengajian ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan dan memupuk semangat persatuan di tengah keberagaman bangsa Indonesia.
Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) itu menegaskan peran penting UNESA sebagai garda depan dalam membina generasi muda untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
“Visi Indonesia Emas 2045 hanya bisa diwujudkan melalui penguatan SDM melalui pendidikan. Tentu SDM yang tidak hanya berkompeten, tetapi memiliki rasa kebangsaan yang tangguh,” ucapnya.
K.H. Imam Hambali pada kesempatan itu menyampaikan pentingnya merawat ukhuwah atau rasa persaudaraan sebagai landasan untuk menjaga keberagaman Indonesia. Dia mengingatkan bahwa rasa persaudaraan adalah kunci untuk menjaga kesatuan bangsa Indonesia ke depan.
"Ukhuwah harus kita rawat, karena jika kita tidak menjaga persatuan, kita akan terpecah. Indonesia yang beragam suku, ras, dan agama hanya bisa bertahan jika kita saling menjaga," ujarnya.
K.H. Imam Hambali juga menekankan pentingnya bersikap sabar dan syukur dalam menghadapi perbedaan. "Setiap manusia sudah diberikan rezekinya masing-masing. Jangan biarkan rasa iri dan dengki merusak ukhuwah kita," tambahnya.[*]
***
Reporter: Zakariya Putra Soekarno (Fisipol)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: