www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Kabar duka terus berdatangan akhir-akhir ini. Keluarga besar UNESA pun kembali berduka. Dosen sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) UNESA, Dr. Totok Suyanto, M.Pd tutup usia pada pagi, Kamis, 30 September 2021. Malamnya, UNESA mengadakan doa bersama.
Acara doa itu dihadiri jajaran pimpinan UNESA mulai dari rektor, wakil rektor, para dekan, dosen dan mahasiswa selingkung UNESA. Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Dr. Sujarwanto, M.Pd pada kesempatan itu menyatakan bahwa UNESA dilanda kedukaan silih berganti belakangan ini. Beberapa tokoh dan sosok yang hebat-hebat telah pergi mendahului. Mulai dari tendik, dosen, dekan, hingga guru besar.
“Dan sekarang, kita harus tabah dan sabar atas kepergian saudara dan sahabat kita semua, Dr. Totok Suyanto, M.Pd,” ucapnya. Sujarwanto melanjutkan, Totok Suyanto adalah sosok yang baik hati dan humoris. Sudah banyak peran dan kontribusinya untuk UNESA dan masyarakat Indonesia baik lewat riset-risetnya maupun lewat pengabdian, dan karya-karyanya.
Dr. Totok Suyanto, M.Pd adalah dosen tetap UNESA yang masih aktif mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNESA. Beliau pernah menjabat sebagai ketua jurusan PPKn dan kemudian mendapat amanah sebagai Dekan FISH UNESA. Selama menjabat, banyak kesan-kesan mendalam yang tak bisa dilupakan sejawatnya.
Ia adalah sosok yang ramah, humoris, dan mudah berbaur dengan rekan-rekan segala usia. Kebiasaannya yang tak bisa dilupakan yakni setiap pagi, ia rutin minum kopi sembari membaca koran dan bercanda bersama rekan kerjanya. Ia juga sosok yang selalu memotivasi dosen-dosen muda untuk terus belajar dan menjadi yang terbaik di kampus maupun di luar kampus. “Teruslah belajar. Belajar itu harus ke sana kemari. Kalau kita gak belajar, kita akan hilang (tidak jadi apa-apa atau tidak bermanfaat, red),” itu pesan yang sering diucapkan kepada teman-teman dosennya.
Pada kesempatan lain, Dr. Wahono Widodo, M.Si., mengungkapkan kesan-kesannya selama mengenal Totok Suyanto. Baginya, Pak Totok (begitu ia disapa) termasuk sosok yang baik hati dan detail dalam banyak hal. Pandai mengupas persoalan dari berbagai sudut pandang dan lihai mengaitkan bahasan ke aspek hikmah-hikmah kehidupan. “Semuanya disampaikan dengan santai dan sambil ketawa-ketiwi bersama. Itulah beliau,” kenangnya.
Meski beda fakultas, ia sering bertemu dan terlibat dalam satu program bersama pak Totok. Namun, selama pandemi, ia jarang bertatap muka. Ia melanjutkan bahwa beliau telah lama berjuang melawan gula darahnya. “Beliau orang baik, selama jalan pak Totok, semoga husnul khatimah,” ucapnya. [Humas UNESA]
Share It On: